Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Senin, 07 Juni 2010

Israel Deportasi Semua Relawan

Senin, 07 Juni 2010
Surya Fahrizal

Sepuluh WNI Tiba di Yordania, Dua Lainnya Luka Parah di RS


KECAMAN seluruh dunia terhadap Israel membawa hasil. Selang sehari setelah Dewan Keamanan (DK) PBB mengeluarkan pernyataan keras atas serangan terhadap rombongan kapal kemanusiaan Freedom Flotilla dan penahanan seluruh relawan, Israel Rabu (2/6) kemarin melepaskan mereka.

Sekitar 700 relawan dan aktivis yang tergabung dalam misi kemanusiaan bagi warga di Jalur Gaza itu telah dibebaskan dan dideportasi. Dari jumlah itu, sekitar 50 orang - sebagian warga Turki dan sebagian lainnya dari Eropa - dibebaskan Selasa (1/6) lalu. "Kami pastikan, tidak ada lagi tahanan (dari para relawan) di penjara kami," kata Yron Zamir, juru bicara otoritas penjara Israel, kemarin.

Menurut Zamir, semua relawan telah dibawa ke Bandara Internasional Ben Gurion, dekat Tel Aviv, menuju perbatasan Yordania. Lebih dari 120 relawan dideportasi ke Yordania kemarin pagi. Selain itu, 200 relawan Turki kemarin dipulangkan ke negaranya. Sementara rRelawan yang lain diterbangkan kemudian.

Sebelumnya, Jaksa Agung Israel Yehuda Weinstein menyatakan bahwa seluruh relawan yang ditahan itu akan dideportasi paling lambat sebelum Rabu tengah malam. Menurutnya, Israel memutuskan untuk tidak memproses para relawan tersebut. Padahal, informasi sebelumnya menyebutkan bahwa sekitar 50 relawan akan disidang di Israel, atas tuduhan terlibat penyerangan terhadap tentara Israel.

"Menahan mereka (dan memproses ke pengadilan) akan membawa dampak kerugian yang lebih besar bagi kepentingan negeri ini (Israel, Red) daripada kebaikan," ungkap Weinstein, dalam surat perintah pembebasan yang ditulisnya.

Sore kemarin, deportasi sebanyak 682 aktivis dan relawan sudah diselesaikan. Seperti diketahui, mereka tergabung dalam misi kemanusiaan yang berupaya menembus blokade dan embargo Israel terhadap Jalur Gaza. Para aktivis dan relawan tersebut menumpang enam kapal dengan membawa 10 ribu ton bantuan bagi rakyat Palestina. Namun kapal mereka dicegat, ditembaki dan diserbu Israel ketika berada di perairan internasional di Laut Mediterania.

Dalam insiden itu, 19 relawan tewas dan puluhan lain luka-luka. Sejauh ini, masih ada sembilan jenazah relawan yang berada di kamar mayat rumah sakit Israel. Tidak seorang pun dari mereka diketahui identitasnya.

Sementara, di antara relawan yang dideportasi, 10 orang merupakan warga Indonesia. Sebelumnya, mereka ditahan di penjara Beersheba, Israel. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menelepon salah seorang relawan, yakni Ketua KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) Ferry Nur, saat bersama tawanan lain menuju Yordania.

SBY menginstruksikan Dubes Indonesia untuk Yordania, Zainulbahar Noor, supaya menangani 10 WNI tersebut dengan baik, hingga kembali ke tanah air. SBY juga meminta dua WNI yang terluka di Israel mendapat perawatan dan pengobatan terbaik. "Saudara tahu, kita tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel. Karena itu, kita meminta bantuan pemerintah Yordania yang telah bekerjasama baik dengan kita," kata SBY kemarin sore.

Dua WNI yang terluka itu diharapkan segera dapat dievakuasi ke rumah sakit Yordania. Mereka adalah Okvianto Baharudin dari KISPA, serta Surya Fahrizal, reporter majalah Suara Hidayatullah. Keduanya dirawat di London Hospital, Haifa, Israel, karena mengalami luka cukup parah.

Kemarin, SBY sendiri sempat dua kali memberikan keterangan kepada pers, tentang perkembangan penanganan WNI yang disergap tentara Israel di perairan Mediterania saat menumpang kapal Mavi Marmara itu. "Yang seorang tertembak pada bagian kaki dan tangan. Jadi, termasuk luka berat. Satu orang lagi tertembak di bagian dada. Itu juga luka berat," tutur SBY.

0 komentar: